Rabu, 12 Oktober 2011

sejarah UP II Pertamina-Dumai, Riau

Lokasi UP II berada di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Kilang Dumai persisnya terletak di tepi Selat Rupat, sebelah Timur Kota Dumai. Mulai dibangun pada tahun 1969 (CDU) oleh Kontraktor Jepang, Ishikawajima Harima Industries Co. Peresmian pengoperasian kompleks kilang seluas 360 hektare ini dilakukan oleh Presiden Soeharto, 8 September 1971. Selanjutnya pada tahun itu dibangun dua Unit Proses, yaitu Naptha Rerun Unit dan Hydrocarbon Platforming Unit. Dua unit ini selesai dan dioperasikan tahun 1973.
            Kilang UP II Dumai memiliki 14 unit proses produksi pengolahan dan dua unit penunjang proses produksi. Kilang minyak UP II Dumai terdiri atas kilang lama (Existing Plant) dan kilang baru (New Plant). Existing Plant terdiri atas 3 unit proses, yaitu Topping Unit/Crude Distilling Unit (CDU), Naptha Rerun Unit (NRU), dan Hydrobon Platforming Unit (Platforming I). New Plant (Hydrocracker Complex) merupakan perluasan dari Existing Plant yang dibangun pada tahun 1981. Pengoperasiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto, 16 Februari 1984. New Plant terdiri atas 11 unit proses produksi, yaitu High Vacuum Unit (HVU), Delayed Coking Unit (DCU), Hydrocracking Unit (HCU), Naptha Hydrotreating Unit (NHDtU), CCR Platforming Unit, Destillate Hydrotreating Unit (DHDtU), Amine & LPG Recovery Unit, Hydrogent Plant, Nitrogen Plant, dan Sour Water System Plant. Sedangkan dua unit penunjang produksi adalah Instalasi Tanki dan Pengapalan dan Utilities Unit.
            Sementara itu Kilang Sei Pakning terletak di tepi pantai Sungai Pakning dengan areal seluas 40 hektare. Kilang minyak ini dibangun pada November 1968 oleh Kontraktor Refican Ltd. (Refining Associates Canada Limited). Selesai dibangun dan mulai berproduksi pada bulan Desember 1969. Pada awal beroperasi kapasitas produksi 25.000 barel per hari. Pada September 1975 seluruh operasi Kilang Sei Pakning beralih dari Refican kepada Pertamina.
            Selanjutnya kilang ini mulai mengalami penyempurnaan secara bertahap sehingga kapasitas produksinya dapat lebih ditingkatkan. Pada akhir 1977 kapasitas produksi meningkat menjadi 35.000 barel per hari dan April 1980 naik menjadi 40 barel per hari. Kemudian mulai 1982 kapasitas produksi sesuai dengan design, yaitu 50.000 barel per hari. Bagian operasi Kilang Sungai Pakning terdiri atas: CDU, ITP (Instalasi Tanki dan Pengapalan), utilities, dan laboratorium.
            ITP di Kilang Sei Pakning adalah untuk menangani pengoperasian tangki crude dan produk. Juga untuk proses loading (muat) dan unloading (bongkar) minyak mentah atau produk. Selain itu, pengelolaan separator (penampung sementara buangan minyak). Fasilitias utilities di Kilang Sei Pakning mengelola water treatment plant (WTP) Sejangat dan Water Intake Sungai Dayang. Selain itu pengoperasian boiler (penghasil steam), pengoperasian WDcP (Water Decoloring Plant) dan RO (Reverse Osmosis). Juga pengoperasian Power Plant (pembangkit listrik) dan pengoperasian udara kempa (compression air).
  http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ5zWQgOmCIarejNTJDRuY4tcj222seG8fomzO6ceq70GxXF-2LEflDVg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar